Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia menurun dari 26 per 1.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 menjadi 16,85 per 1.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Long Form SP2020. Sensus Penduduk 1971 mencatat AKB sebesar 145 per 1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan catatan tersebut, AKB di Indonesia telah turun hampir 90 persen dalam rentang 50 Tahun.
" Peningkatan persentase bayi yang mendapat imunisasi lengkap serta peningkatan rata-rata lama pemberian ASI membuat bayi semakin mampu bertahan hidup. "
Mobilitas
Long Form SP2020 mencatat proporsi penduduk berstatus migran seumur hidup antarprovinsi tahun 2022 sebesar 9,83. Angka ini menunjukkan sekitar 1 dari 10 penduduk Indonesia bertempat tinggal di provinsi yang berbeda dengan provinsi tempat lahirnya.
Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi tujuan utama migrasi seumur hidup. Sebesar 19,13 persen migran seumur hidup di Indonesia adalah mereka yang berpindah tempat tinggal dari provinsi tempat lahirnya ke Provinsi Jawa Barat. Sementara itu, Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi pengirim migran terbanyak. Sebesar 22,13 persen migran seumur hidup di Indonesia adalah mereka yang lahir di Provinsi Jawa Tengah.
Kelahiran
Fertilitas Indonesia menurun dalam lima dekade terakhir. Sensus Penduduk 1971 mencatat angka TFR Indonesia sebesar 5,61 yang berarti seorang perempuan melahirkan sekitar 5-6 anak selama masa reproduksinya. Sedangkan Long Form SP2020 mencatat TFR Indonesia tahun 2022 sebesar 2,18 yang berarti seorang perempuan melahirkan hanya sekitar 2 anak selama masa reprodukasinya. Angka ini semakin mendekati tingkat replacement level (2,1), artinya setiap wanita digantikan oleh satu anak perempuannya untuk menjaga kelangsungan pergantian generasi.
" Penurunan fertilitas mengakibatkan proporsi anak-anak dalam populasi ikut menurun. Kondisi ini dapat mengakibatkan rasio ketergantungan menjadi lebih rendah dan menciptakan Bonus Demografi. "